Tampilkan postingan dengan label Berita Umum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita Umum. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 Maret 2011 | | 0 komentar

Jangan pernah menjilat perangko untuk merekatkannya!!!


Jangan pernah menjilat amplop atau perangko untuk merekatkannya. Suatu hari seorang wanitayang bekerja di sebuah kantor pos di California, merekatkan amplop dan perangko tanpa menggunakan lem atau busa basah melainkan dengan cara menjilatnya.
Pada saat itu wanita tersebut langsung merasakan lidahnya terasa seperti teriris. Seminggu kemudian dia merasakan sesuatu yang tidak biasa pada lidahnya. Dia pergi ke dokter dan tidak ditemukan sesuatu yang aneh. Lidahnya tidak luka atau tidak ada kelainan apapun. Beberapa hari berikutnya, lidahnya mulai agak membengkak dan mulai terasa sakit, begitu sakitnya sehingga dia tidak dapat makan apapun. Dia segera ke RS dan dokter melakukan pemeriksaan X-Ray..
Ternyata ada sesuatu di dalam lidahnya. Saat itu juga dokter segera mempersiapkan pembedahan kecil. Ketika dokter mengiris membuka lidah tersebut, ternyata seekor kecoak kecil merayap keluar. Setelah diselidiki maka didapat kenyataan bahwa kecoak tersebut berasal dari telur kecoak yang sangat kecil yang menempel pada bagian lem amplop.
Setelah dijilat maka telur tersebut menempel pada lidah dan mengeram disana karena adanya ludah yang hangat dan lembab hingga kecoak tersebut menetas. Kejadian nyata ini dilaporkan oleh CNN.
Andy Hu menulis : “Saya bekerja di pabrik amplop, dan kalian tidak akan percaya……..
Ada sesuatu yang mengambang disekitar nampan wadah lem, saya tidak pernah sekalipun menjilat amplop. Saya pernah bekerja di percetakan (32 tahun lalu) dan kami selalu dihimbau agar jangan merekatkan amplop dengan lidah. Saya tidak pernah mengerti mengapa, hingga suatu saat saya masuk ke ruang penyimpanan untuk mengambil 2,500 lembar amplop yang sudah dicetak dan melihat sendiri beberapa ekor kecoak berkeliaran di dalam kotak amplop dengan telur kecoak dimana-mana.
Mereka hidup dengan memakan lem yang terdapat pada amplop-amplop tersebut. Setelah mengetahui hal ini, Janganlah pernah sekalipun Anda merekatkan amplop, perangko ataupun meterai dengan cara menjilatnya.
Hiiiiii

Sabtu, 15 Januari 2011 | | 0 komentar

Hati-hati Prosesor Intel Core i7 Palsu Beredar

prosesor intel core i7
Prosesor intel” merupakan prosesor terbaik saat ini. Kelebihannya ialah kinerja prosesor yang stabil dan tahan panas. Apalagi dengan dirilisnya prosesor intel core i7 sebagai prosesor tercanggih semakin memantapkan nama 
Intel sebagai produsen prosesor.

Pada 09 Maret 2010, tabloid PC Plus online memberitakan tentang beredarnya prosesor intel core i7 palsu. Hal ini di benarkan oleh produsen chip intel. Prosesor palsu tersebut beredar melalui sebuah toko online di Amerika.

“Intel telah dibuat sadar akan adanya paket i7-920 palsu di pasar dan sedang menyelidiki berapa banyak dan/atau di mana mereka dijual. Contoh-contoh yang kami lihat bukanlah produk Intel, tetapi hasil pemalsuan. Para pembeli sebaiknya menghubungi tempat pembelian untuk minta ganti dan/atau menghubungi lembaga penegak hukum setempat jika tempat pembelian itu menolak memberikan bantuan,” kata Intel kepada The Inquirer di Inggris.

Menurut pengakuan korban, prosesor palsu yang dibelinya memiliki label palsu dari pabrik intel, memiliki ejaan yang salah pada kemasannya dan tidak ada buku petunjuk pengunaannya.

Oleh karena itu. Bagi anda yang akan membeli prosesor baru, sebaiknya cek terlebih dahulu sebelum membeli. Semoga informasi ini bermanfaat.

Sumber: http://www.tabloidpcplus.com/2010/03/09/duhhh-intel-core-i7-palsu-beredar

Jika anda tertarik dengan artikel-artikel blog ini, jangan lupa untuk berlangganan update tips komputer terbaru atau mem-bookmark blog ini pada browser anda. terima kasih.

Selasa, 04 Januari 2011 | | 0 komentar

Power Balance Indonesia Bersedia Ganti Rugi

Pemakai Power Balance yang merasa menjadi korban bisa meminta ganti rugi. Tapi ada syarat!

Gelang Power Balance (chochotspot.blogspot.com)
VIVAnews - Keampuhan gelang Power Balance dipertanyakan setelah muncul pengakuan produsen di Australia bahwa tak ada bukti ilmiah yang mendukung kemampuan gelang itu untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas tubuh.

Mereka memberi kesempatan kepada konsumen yang merasa menjadi korban untuk mengembalikan dan mendapatkan uangnya kembali. Bagaimana dengan produsen di Indonesia?

Marketing Power Balance Indonesia, Yudi Toengkagie, menyatakan siap mengembalikan seluruh uang pembelian jika konsumen merasa dirugikan. Namun, ada syaratnya. "Kami hanya memberi batas waktu 30 hari setelah pembelian," katanya saat ditemui di kantornya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Januari 2011.

Yudi mengatakan, dalam setiap kemasan tertera, "Sebagian besar pengguna merasakan manfaat gelang karet berhologram itu. Gelang itu tidak untuk mendiagnosa, mengobati, menyembuhkan atau mencegah penyakit. Jika tidak puas, silahkan kembalikan produk secara lengkap."

Ia menjamin konsumen bisa mengembalikan produk itu dalam jangka waktu 30 hari setelah waktu pembelian. Caranya, membawa produk original berikut boksnya dan bukti pembelian ke ritel resmi Power Balance yang ada di Indonesia.

Terkait kasus di Australia, Yudi mengatakan bahwa iklan permintaan maaf itu sudah ada sejak setahun lalu. Itu terjadi karena produsen Power Balance di Australia membuat iklan produk dengan klaim yang berlebihan. Tapi, sepengetahuan Yudi tak banyak konsumen di sana yang mengajukan ganti rugi.

Yudi menambahkan bahwa produk itu sesungguhnya dikhususkan untuk para atlet. “Kami tidak pernah melebih-lebihkan khasiat dari Power Balance, bahkan kami tidak pernah melakukan promosi besar-besaran. Selama ini feed back-nya positif,” katanya.

“Produk ini memang bisa membantu meningkatkan performa pemakainya, tapi tidak untuk menyembuhkan penyakit. Masalah ini jadi ramai pasti karena ada pernyataan promosi yang menyatakan bahwa produk ini bisa menyembuhkan penyakit," ia menambahkan.

Meski demikian, Yudi mengakui bahwa tidak ada uji klinis terkait manfaat produk ini, juga tak ada izin dari Departemen Kesehatan. "arena memang produk ini bukan sebagai obat yang bisa menyembuhkan penyakit." (hs)
Sumber:  VIVAnews 

| | 0 komentar

Halo Matahari | Matahari Cincin Yogya

Fenomena alam 2011 dimulai pada hari ini, dimana di Jogjakarta di temui adanya halo matahari atau matahari cincin, dimana foto halo matahari ini bisa kita lihat di facebook, karena banyak sekali warga jogja yang menyaksikan peristiwa tersebut dan mengabadikanya dengan kameran dan melakukan uplod foto matahari cincin tersebut di FB,

Fenomena Halo matahari jogaja ini terjadi hari ini Selasa siang sekitar pukul 11.15 WIB hal ini disambut antusias oleh warga dimana mereka ramai-ramai ke luar rumah, untuk melihat penampakan Matahari Cincin yang tak seperti biasa ini. Halo matahari menggambarkan dimana matahari yang bersinar terik seperti dikelilingi cincin pelangi. Fenomena itu dikenal dengan nama halo Matahari.

menurut keterangan warga mereka bisa menyaksikan fenomena alam 2011 ini yakni matahari cincin ini selama 15 menit.

Soal apakah halo Matahari bisa jadi petanda bencana, Heru menegaskan, tidak. “Halo Matahari fenomena alam biasa, tidak ada hubungannya dengan bencana alam, gempa misalnya. Demikian juga dengan awan cirrus, tak ada kaitannya,” tambah dia.

Sebelumnya pada Kamis 21 Oktober 2010, terjadi fenomena halo matahari di atas Kota Padang, Sumatera Barat. Sebagian besar warga lalu mengaitkan fenomena ini dengan gempa besar. Sebagian warga cemas.

Fenomena mengenai matahari ini mengingatkan kita akan matahari kembar atau matahari 4di china beberapa waktu yang lalu dimana fenomena ini juga banyak dilihat masyarakat, berikut ini foto halo matahari jogja yang terjadi tadi



Matahari cincin jogja

Selasa, 21 Desember 2010 | | 0 komentar

Orang2 Terkaya Di Indonesia!! [Forbes & Asia Globe]

Indonesia’s 40 Richest” Lagi-lagi, majalah internasional, Forbes, mengeluarkan daftar orang-orang terkaya di dunia. Indonesia adalah satu di antaranya. Kira-kira, siapakah gerangan mereka-mereka itu. Saya, dia, ataukah anda?

FORBES VERSION [INDONESIA'S 40 RICHEST]
  1. Aburizal Bakrie & family $5.4 billion (Bakrie Group) 
  2. Sukanto Tanoto  $4.7 billion (Raja Garuda Mas)
  3. R. Budi Hartono  $3.14 billion (Djarum)
  4. Michael Hartono $3.08 billion (Djarum)
  5. Eka Tjipta Widjaja & family $2.8 billion (Sinar Mas, Smart Telecom)
  6. Putera Sampoerna & family $2.2 billion (Ex.HM Sampoerna)
  7. Martua Sitorus $2.1 billion (Wilmar International)
  8. Rachman Halim & family $1.6 billion (Gudang Garam)
  9. Peter Sondakh $1.45 billion (Rajawali Group, Sheraton, Novotel)
  10. Eddy William Katuari & family $1.39 billion (Wings Group)
  11. Anthoni Salim & family $1.3 billion (Salim Group)
  12. Mochtar Riady & family $950 million (Lippo Group)
  13. Murdaya Poo $900 million (Berca Group)
  14. Arifin Panigoro & family  $880 million (Medco Energy International)
  15. Hary Tanoesoedibjo  $815 million (Bhakti Investama, MNC)
  16. Trihatma Haliman  $790 million (Agung Podomoro)
  17. Sjamsul Nursalim & family  $550 million (Gajah Tunggal)
  18. Chairul Tanjung  $450 million (Para Group)
  19. Paulus Tumewu  $440 million (Ramayana)
  20. Prajogo Pangestu  $420 million (Barito Pasific)
  21. Soegiharto Sosrodjojo & family  $355 million (Sosro Group)
  22. Sutanto Djuhar & family  $350 million (First Pasific)
  23. Hadi Surya  $345 million (Berlian Laju Tanker)
  24. Aksa Mahmud  $340 million (Bosowa Investama)
  25. Harjo Sutanto & family  $315 million (Wings Group)
  26. Soegiarto Adikoesoemo & family  $310 million (AKR Corporindo)
  27. Husein Djojonegoro & family  $305 million (ABC Group)
  28. Kartini Muljadi  $260 million (Tempo Scan Pasific)
  29. Edwin Soeryadjaya  $250 million (Saratoga Investama Sedaya)
  30. Jusuf Kalla  $230 million (Kalla Group)
  31. Tan Kian  $225 million (Dua Mutiara, Marriott, Ritz Carlton)
  32. Ciputra  $205 million (Ciputra Group)
  33. Bambang Trihatmodjo  $200 million (Global Mediacom)
  34. George & Sjakon Tahija  $195 million (Austindo Nusantara Jaya)
  35. Kris Wiluan  $185 million (Citramas group)
  36. Eka Tjandranegara & family  $170 million (Mulia Industrindo Group)
  37. Alim Markus & family  $140 million (Maspion Group)
  38. Husein Sutjiadi  $135 million (Davomas)
  39. Jakob Oetama  $130 million (Kompas-Gramedia Group)
  40. Boenjamin Setiawan $120 million (Kalbe Farma)
ASIA GLOBE VERSION [THE RICHEST PEOPLE IN INDONESIA 2007]A. Dari ranking $ 4,2 Miliar sampai dengan $ 1,05 Miliar:
1. Budi Hartono
2. Rachman Halim
3. Eka Tjipta Widjaja
4. Sudono Salim
5. Putera Sampoerna
6. Sukanto Tanoto
7. Eddy William Katuari
8. Aburizal Bakrie
B. Dari ranking $ 900 Juta sampai dengan $ 505 Juta:
9. Arifin Panigoro
10. Hary Tanoesoedibjo
11. Boenjamin Setiawan
12. Martua Sitorus
13. Hashim Djojohadikusumo
14. Mochtar Riady
15. Chairul Tanjung
16. Husain Djojonegoro
17. Prajogo Pangestu
18. Edwin Soeryadjaya
19. Peter Sondakh
20. Trihatma Haliman
C. Dari ranking $ 445 Juta sampai dengan $ 255 Juta:
21. Sjamsul Nursalim
22. Kartini Mulyadi
23. Osbert Lyman
24. Paulus Tumewu
25. Obahorok Siong 9benua
26. Dasuki Angkosubroto
27. Murdaya Po
28. Sri Prakash Lohia
29. Jan Darmadi
30. Ciputra
31. George Tahija & Sjakon Tahija
32. Teddy P. Rachmat
33. Eddy Sariaatmadja
34. Gunawan Jusuf
35. Sofjan Wanandi
36. Yus Sutomo
37. Eka Tjandranegara
38. Sugianto Kusuma
39. Alexander Tedja
40. Subianto Tjandra
41. The Nin King
42. Burhan Uray
43. Hadi Surya
44. Benjamin Jiaravanon
D. Dari ranking $ 250 Juta sampai dengan $ 102 Juta:
45. Adyansyah Masrin
46. Sutanto Djohar
47. Tatang Hermawan
48. Obahorok Kian
49. Handojo Santosa
50. Henry Onggo
51. Bachtiar Karim
52. Didi Darwis
53. Hutomo Mandala Putra
54. Soetjipto Nagaria
55. Mu’min Ali Gunawan
56. Jakob Oetama
57. Kiki Barki
58. Tomy Winata
59. Kris Wiluan
60. Dahlan Iskan
61. Ginawan Tjondro
62. Rudy Suliawan
63. Jogi Hendra Atmadja
64. Johannes Kotjo
65. Bambang Trihatmodjo
66. Muljadi Budiman
67. Rusdi Kirana
68. Luntungan Honoris
69. Rudy Unjoto
70. Soedjono
71. Soegiharto Sosrodjoyo
72. Eddy Obahorok
73. Sugianto
74. A Tong
75. Aksa Mahmud
76. Mardjoeki Atmadiredja
77. Sri Sultan Hamengkubuwono
78. Sudhamek
79. Budi Purnomo Hadisurjo
80. Cahyadi Kumala
81. Basuki Wiwoho
82. G. Lukman Pudjiadi
83. Jusuf Kalla
84. Sandy Bingei
85. Pontjo Sutowo
86. Sigit Harjojudanto
87. Honggo Wendratno
88. Soegiarto Adikoesoemo
89. Iskandar Widyadi
90. Obahorok Tjai 9benua
91. Susanto Lim
92. Sukamdani Gitosardjono
93. Sudwikatmono
94. Atang Latief
95. GS Margono
96. Mintardjo Halim
97. Henry Pribadi
98. Surya Djuhadi
99. Soedarpo Sastrosatomo
E. Dari ranking $ 100 Juta sampai dengan $ 50 Juta:
100. Alim Markus
101. Widarto
102. Ishak Charlie
103. A Siang Rusli
104. Pramukti Surjaudaja
105. Raam Punjabi
106. Siti Hardijanti Rukmana
107. Benny Suherman
108. Putra Masagung
109. Marimutu Maniwanen
110. Ibrahim Risjad
111. Hendro Gondokusumo
112. Dick Gelael
113. Joseph Chuang
114. Mulyadi
115. Joe Kamdani
116. Usman Admajaya
117. kaharudin Ongko
118. Benjamin Soeryadjaya
119. Suryadharma Paloh
120. Djoko Susanto
121. Husein Sutjiadi
122. Sandiaga Uno
123. Steven Kusuma
124. Fajar Suhendra
125. Purnomo Chandra
126. Husen Lumanta
127. Setiawan Djody
128. Boedi Mranata
129. Rachmat Gobel
130. SD Darmono
131. Bambang Setijo
132. Teddy Tohir
133. MS Hidayat
134. Johannes Siegfried
135. Ilham & Tareq Habibie
136. Awong Hidjaya
137. Sugiono Wiyono
138. Hendro Setiawan
139. Bambang Wiyogo
140. Probosutejo
141. Jahja Santoso
142. Lesmana Basuki
143. Frans Siswanto
144. Harry Harmain Diah
145. Sudjono Karim
146. Oei Hong Djien
147.Suzie Darmawan
148. Rachmat Mulya Suryahusada
149. Lisa Tirto Utomo
150. Ipung Kurnia
Here they are :)
1. Aburizal Bakrie & family
$5.4 billion 60. Married, 3 children

Runs family-held Bakrie group, founded by late father in 1942. Has interests in infrastructure, property, telecom. Huge stock run-up in biggest holding, coal producer Bumi Resources, lifted fortune. Co-owns Lapindo Brantas, oil-and-gas outfit whose drilling allegedly helped trigger a massive mudslide in 2006, burying villages, displacing thousands. Onetime presidential candidate, he is country’s Coordinating Minister for People’s Welfare.
2. Sukanto Tanoto
$4.7 billion 58. Married, 4 children

Owns April, one of Asia’s largest pulp- and papermakers, and Asian Agri, among country’s 5 largest palm oil producers. Helped fund journalism school in Singapore. Reportedly used Chinese-English dictionary to teach himself English.
3. R. Budi Hartono
$3.14 billion 66. Married, 3 children
4. Michael Hartono
$3.08 billion 68. Married, 4 children

Brothers own clove cigarette brand Djarum, most popular of its kind among Americans, founded by father in 1951. Also own stakes in country’s largest private bank, Bank Central Asia. Developing Grand Indonesia, a luxury shopping mall, office building and hotel complex in the center of Jakarta.
5. Eka Tjipta Widjaja & family
$2.8 billion 84. Married, 15 children

Emigrated from China to Indonesia; got start selling biscuits at age 17. Created Asia Pulp & Paper, which defaulted on more than $10 billion in debt in 2001. Still has stakes in pulp, paper; also plantations, food. New venture, Smart Telecom, launched in September, offers phone calls for 45 rupiah (half a penny) a minute.
6. Putera Sampoerna & family
$2.2 billion 59. Married, 4 children

After selling cigarette company to Philip Morris in 2005, family ventured into gaming and agrobusiness through Sampoerna Strategic, run by son Michael (also a professional poker player). Daughter Michelle runs family’s philanthropy.
7. Martua Sitorus
$2.1 billion 47. Married

Began trading shrimp, other marine products 1978, then switched to palm oil, buying first plantation 1994. Later cofounded agribusiness Wilmar International with nephew of Malaysia’s richest man, Robert Kuok. Signed $4 billion merger agreement with Kuok’s plantation group in December 2006, resulting in world’s largest palm oil processor. Stock has more than doubled.
8. Rachman Halim & family
$1.6 billion 60. Married

Heads Gudang Garam, nation’s largest clove cigarette maker, founded by father in 1958. Group’s GG Filter International Merah is world’s most popular clove cigarette. Brothers Sumarto and Susilo Wonowidjojo share fortune and sit on group’s board.
9. Peter Sondakh
$1.45 billion 55. Married, 3 children

Established trading firm Rajawali Group 1984; now in telecom, consumer goods, retail, transportation. Most valuable holding is stake in cementmaker Semen Gresik; value tripled in two years. Partners with Sheraton and Novotel in hotels.
10. Eddy William Katuari & family
$1.39 billion 56. Married, 4 children

Took helm of Wings, Indonesia’s largest maker of soap and other household goods, in 2004, after death of his father, group’s cofounder. Family’s Bank Ekonomi may go public later this year.
11. Anthoni Salim & family
$1.3 billion 58

Father, Liem Sioe Liong, built family’s Salim Group into food, shipping, bank and building empire. Now Anthoni heads family’s Indofood, world’s largest instant noodle maker by sales. Last year pledged $1 million to his private high school in Singapore to support a Bahasa Indonesia language program. Family lost their Bank Central Asia in 1998, now headed by Hartono brothers (see).
12. Mochtar Riady & family
$950 million 78. Married, 6 children

Founder of Lippo Group, with interests in property, retail, finance. Listed REIT holding Indonesian malls in November on Singapore exchange. Recently opened the Mochtar Riady Institute for Nanotechnology.
13. Murdaya Poo
$900 million 66. Married, 4 children

Founded Central Cipta Murdaya in 1984. Now involved in timber, real estate, steel production, conferences, palm oil. Devout Buddhist, member of parliament, seeking to pass antidiscrimination law. Heads Indonesian Golf Course Owners Association. Wife, Hartati, who shares fortune, active in the Council of Buddhist Communities (Walubi).
14. Arifin Panigoro & family
$880 million 62. Married, 2 children

His Medco Energi International, which he founded in 1980, is expanding into Libya, Yemen, Tunisia. Family sold 20% stake to Mitsubishi (other-otc: MSBHY.PK – news – people ) in August for $352 million but still holds majority of shares. Arifin is now adviser; brother Hilmi is chief executive, sister Yanti active in philanthropy.
15. Hary Tanoesoedibjo
$815 million 42. Married, 5 children

Founded Bhakti Investama a month after college graduation at age 24. Group now encompasses 3 national TV networks, 4 radio networks, a wireless network, a Web site and a national newspaper; also has stakes in investment bank, toll roads, real estate. Launching new airline, Eagle Air, in next 6 months. Workaholic holds meetings on public holidays, works out daily. Denies rumors that he was helped along by ties to Suharto’s family.
16. Trihatma Haliman
$790 million 55. Married, 2 children

Took control of real estate firm Agung Podomoro, founded by father, in 1986; turned it into one of country’s biggest. Just opened Senayan City in Jakarta, which has luxury apartments, offices and mall.
17. Sjamsul Nursalim & family
$550 million 66. Married

His tiremaker, Gajah Tunggal, is cruising again after racking up billions in debt following Asian crisis. World’s 12th-largest tiremaker has paid off most of its debt. Stake in burgeoning coal mining outfit Bukit Baiduri Energy looks set to make him even richer.
18. Chairul Tanjung
$450 million 45. Married, 2 children

Dubbed Golden Boy, for early rise to wealth. Sold imported shoes to pay for tuition while studying dentistry at University of Indonesia. Business became privately held Para Group, with interests in property, energy, financial services plus shoes. Building amusement park with Jusuf Kalla’s Kalla Group.
19. Paulus Tumewu
$440 million — 55. Married, 3 children

Opened first Ramayana store in 1978, primarily selling clothes. Today oversees at least 100 Ramayana department stores, which now sell everything (from food to toys) to low-income consumers.
20. Prajogo Pangestu
$420 million 56. Married, 3 children

Timber baron restructuring his Barito Pacific to focus on mining and energy; shares up nearly sevenfold this year on news. Helped counteract falling profits at polypropylene maker Tri Polyta, in which he has large stake, which was hurt by falling dollar. Seeking to take over petrochemical firm Chandri Asri.
21. Soegiharto Sosrodjojo & family
$355 million 77. Married, 5 children

Heads Sosro, producer of Teh Botol Sosro (translation: Sosro’s bottled tea). Branched into other drinks and tea plantations. Grandson now managing business.
22. Sutanto Djuhar & family
$350 million 78. Married, 5 children

One of cofounders of Salim Group with Liem Sioe Liong. Reportedly had falling out with Liem, but continues, with his son Tedy, to sit on the board of First Pacific, run by Liem’s son Anthoni Salim (see).
23. Hadi Surya
$345 million 71. Married, 3 children

Founded Berlian Laju Tanker, one of country’s largest shipping lines, listed in both Jakarta and Singapore. Announced $850 million acquisition of Chembulk Tankers, which transports chemicals. Personally makes monthly visits to meet impoverished rice farmers and give them high-yielding rice he helped develop. Owns 1,500 bottles of French, Italian wines.
24. Aksa Mahmud
$340 million 62. Married, 5 children

Brother-in-law of Indonesia’s Vice President Jusuf Kalla (see) runs Bosowa Group, with interests in cement, energy, finance. Recently listed Nusantara Infrastructure, which builds toll roads; may take cement company public next. Descendant of Bugis, legendary seafarers and pirates from whom term “bogeyman” comes.
25. Harjo Sutanto & family
$315 million 81. Married, 4 children

Longtime partner of late Johannes Ferdinand Katuari, cofounded Wings 1948. Still holds estimated 25% of consumer goods group.
26. Soegiarto Adikoesoemo & family
$310 million 69. Married, 3 children

Began trading chemicals early 1960s. He and son Haryanto grew business into chemical distributor AKR Corporindo, also Asia-Pacific’s largest maker of sorbitol. Moves into logistics, petroleum distribution and cassava plantations helped triple company’s value in past year.
27. Husein Djojonegoro & family
$305 million 58. Married, 3 children

Runs Orang Tua, maker of batteries, toothpaste, snacks. Has joint venture with Heinz (nyse: HNZ – news – people ) for ketchup, chili, soy sauce. Deploys 2,500 salesmen nationwide. Founded in central Java 1948 by late father and uncle. First product: herbal wine.
28. Kartini Muljadi
$260 million 77. Widow, 3 children

Former judge, took over drugmaker Tempo Scan 1982. Also makes throat lozenges, household cleaners, cosmetics. Semiretired, leaves daily management to son Hanjodo, sister-in-law Dian Tamzill.
29. Edwin Soeryadjaya
$250 million 58. Married, 3 children

Son of former billionaire is rebuilding fortune through investments in such companies as coal producer Adaro Indonesia.
30. Jusuf Kalla
$230 million 65. Married, 5 children

Became Indonesia’s vice president 2004; considered likely presidential candidate for 2009. Before that ran family’s Kalla Group for 32 years: companies involved in everything from selling Toyotas to running hotels to tuna fishing. Brother Achmad now runs group.
31. Tan Kian
$225 million 49. Married, 3 children

Owns property firm Dua Mutiara, which means “two pearls.” Co-owns 2 Ritz Carltons in Jakarta. Entrance of his JW Marriott is site of 2003 suicide bomb that killed a dozen, wounded many more. Believes in Feng Shui and loves fast cars–like his Ferrari.
32. Ciputra
$205 million 75. Married, 4 children

Started first company in 1961. Two decades later formed Ciputra Group, now one of Indonesia’s biggest public companies. Having good year: spun off Ciputra Property on Jakarta exchange; meanwhile Ciputra Development shares are up 50%.
33. Bambang Trihatmodjo
$200 million 54.

Second son of former president Suharto owns 13% of media conglomerate Global Mediacom, which he founded as Bimantara in 1981, undoubtedly helped along by father’s connections. Sold part of his stake to Hary Tanoesoedibjo in 2001, reportedly at fire-sale price; no longer has management role. Gun enthusiast heads Indonesian branch of “extreme” shooting organization (in which participants go through an obstacle course shooting pop-up targets).
34. George & Sjakon Tahija
$195 million 49. Married, 2 children 54. Married, 3 children

Sons of late tycoon Julius Tahija run family’s Austindo Nusantara Jaya, with interests in mining, tobacco, finance, even vanilla. George wrote Indonesian travel book Land of Water.
35. Kris Wiluan
$185 million 59. Married, 3 children

Began career as computer programmer in U.K., where he studied. Returned to Indonesia in 1977 to start business supplying pipes for construction; became Citramas group. Also has stake in Singapore-listed energy services company KS Energy. President of the Asian Tae Kwon Do Association and Indonesian sailing association Riau Porlasi. Also owns a Nicklaus-designed golf course. Son Michael is a filmmaker.
36. Eka Tjandranegara & family
$170 million 61. Married
.
With father Tjandra Kusuma (under whose name we last listed fortune) started Mulia group 1980. Its Mulia Land, which claims to be Jakarta’s largest commercial property owner, suffered losses this year due to high energy costs, delisted in September. Its manufacturing group Mulia Industrindo remains public.
37. Alim Markus & family
$140 million 56. Married, 7 children

In 2003 took reins of Maspion Group, started by late father as kitchenware maker. Encompasses 60 firms employing 30,000 with interests in electronics, plasticware, aluminum, financial services, property, even toothpaste. Plans listings of PT Maspion and its subsidiary Bank Maspion for 2008. Says with laugh: “I never count my money.” Likes to play ping-pong.
38. Husein Sutjiadi
$135 million 53. Married, 2 children

Sold most of his 30% stake in Davomas, country’s largest cocoa processor and exporter, to private investors in April. Still has 6%.
39. Jakob Oetama
$130 million 76. Married, 5 children

Country’s wealthiest journalist. Long-time editor of its largest daily, Kompas, cofounded 1965 with friend PK Ojong, who died 1980. Paper now under his privately held Kompas-Gramedia group, which includes hotels, bookstores. Remains group chairman but is less active. Avid reader, likes books on entrepreneurship.
40. Boenjamin Setiawan
$120 million 74. Married, 2 children

Started Kalbe Farma in garage in 1966 with brother. Claims to be largest publicly traded drugmaker in Southeast Asia, making everything from prescription drugs to throat lozenges. Recently opened region’s largest cord-blood bank.

Minggu, 19 Desember 2010 | | 0 komentar

Pulau Jemur Diklaim Jadi Obyek Wisata Malaysia




Informasi yang dimuat sejumlah web site di Internet menyebutkan bahwa Pulau Jemur yang ada di wilayah Provinsi Riau adalah bagian dari daerah tujuan wisata Negeri Selangor, Malaysia.

Berita itu langsung mendapatkan reaksi keras Pemerintah Provinsi Riau, Senin, yang dengan tegas menyatakan bahwa Pulau Jemur adalah pulau terluar di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, yang berbatasan dengan Malaysia di Selat Malaka.

Informasi mengenai promosi pariwisata yang dimuat oleh traveljournals.net dan osvaja.net menyebutkan bahwa Pulau Jemur sebagai destinasi wisata Negara Bagian Selanggor, Malaysia.

Dalam situs traveljournals.net dicantumkan lokasi dan peta Pulau Jemur yang dikatakan masuk dalam wilayah Selangor, Malaysia. Hanya saja, tidak bisa diketahui informasi mengenai penanggung jawab laman pariwisata tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Humas Pemprov Riau Zulkarnain Kadir di Pekanbaru meluruskan informasi yang menyesatkan di laman Internet tersebut bahwa Pulau Jemur merupakan bagian Indonesia.

Ia mengatakan pulau itu bagian dari Kabupaten Rokan Hilir yang sudah dilengkapi dengan berbagai infrastuktur oleh pemerintah setempat.

"Pemerintah Riau dan Rokan Hilir juga menjadi Pulau Jemur sebagai salah satu ikon wisata di provinsi ini. Jadi gak benar klaim milik Malaysia tersebut," katanya.

Ia menjelaskan, Pulau Jemur berada di gugusan Kepulauan Arwah di perairan Kabupaten Rokan Hilir. Pulau tersebut merupakan pulau terluas yang mencapai 2,5 kilometer persegi.

Menurut dia, kawasan tersebut sudah lama memang dijadikan sebagai salah satu objek wisata andalan di Riau. Karena itu, klaim Pulau Jemur sebagai salah satu daerah tujuan wisata Negeri Jiran merupakan kerugian bagi Indonesia khususnya Riau.
(*)

Sumber: pekanbaru antara

| | 0 komentar

Daftar 32 Artefak Budaya Indonesia Yang di Klaim Negara Lain


Indonesia sangat kaya akan budaya, fakta ini tidak bisa disangkal lagi oleh siapapun. Namun dibalik kekayaan tersebut justru Pemerintah dan bangsa Indonesia sangat lemah mematenkan apa yang seharusnya menjadi hak bangsa Indonesia.



Dalam seminggu terakhir Bangsa Indonesia dikagetkan dengan klaim Malaysia atas tarian Pendet dari Bali. Dari data yang dikumpul situs http://budaya-indonesia.org setidaknya terdapat 32 daftar artefak budaya Indonesia yang di klaim bangsa lain.

Berikut ini adalah daftar artefak budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan, diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain:

1. Batik dari Jawa oleh Adidas
2. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
5. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
6. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
7. Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
8. Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
9. Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
10. Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
11. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
15. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
16. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
17. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
18. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
19. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
20. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
21. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
22. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
23. Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
24. Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
25. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
26. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
27. Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
28. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
29. Kain Ulos oleh Malaysia
30. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
31. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
32. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia


Bangsa serumpun atau dikenal dengan Malaysia setidaknya mengklaim 21 artefak budaya Indonesia, dan yang terkini adalah tari Pendet dari Bali.

1. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
2. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
5. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
6. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
7. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
8. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
9. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
10. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
15. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
16. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
18. Kain Ulos oleh Malaysia
19. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
20. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
21. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia


Mungkin masih banyak lagi artefak budaya Indonesia yang diklaim negara lain, ayo bersama-sama jaga Identitas Indonesia!

Sumber: Mau baca

| | 0 komentar

Rasa Sayange



Rasa sayange yang merupakan folklore dari daerah Maluku sebagai “theme song” iklan pariwisata malaysia, yang mereka sebut Tahun Melawat Malaysia (TMM) 2007. Berdasarkan informasi dari website official Tahun Melawat Malaysia mengklaim 21 juta wisatawan telah mereka gaet datang ke Malaysia tahun lalu., sehingga dengan keberhasilan ini pemerintah malaysia memperpanjang program ini hingga pertengahan tahun ini.

Sebulan lalu di stasiun TV (TPI) telah berlangsung Grand Launching Program Pariwisata dari pemerintah yaitu Visit Indonesia 2008 dengan website official http://www.my-indonesia.info/. Program ini merupakan kerjasama antara dua departemen, yaitu Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan Departemen Komunikasi dan Informatika. Thamrin (Dirjen Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata) mengatakan, untuk kegiatan VIY 2008 ini, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 153 miliar pada RAPBN 2008, sedangkan pada RAPBN-P 2007 diusulkan sebanyak Rp 100 miliar. Dari anggaran RAPBN-P 2007 ini 80% akan digunakan untuk promosi dengan memasang iklan di media dalam dan luar negeri,” katanya. Diharapkan adanya VIY 2008 akan mendorong arus wisatawan mancanegara (wisman) ke indonesia meningkat menjadi 7 juta wisman pada tahun 2008 dengan rata-rata lama tinggal sekitar 12-13 hari dan pengeluarannya mencapai US$ 100-200/hari.

Tahun Kunjungan Indonesia 2008 akan memanfaatkan momentum Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional (celebrating 100 years of national awakening) disemarakan dengan kegiatan lebih dari 100 event di berbagai daerah, termasuk event akbar seperti World Culture Forum 2008.Banyak pemerhati terkesan bahwa program ini merupkan program kebakaran jenggot setelah kasus “akuisisi” lagu “Rasasayange” dan “Reog Ponorogo” oleh Malaysia. Malaysia yang telah mengaet 21 juta wistawan merupakan angka fantastis, yang jauh dari target Visit Indonesia 2008 sebanyak 7 juta wisman.

Kuitipan penulis terhadap image Indonesia oleh orang-orang Malaysia :

08 January 2008 15:09:00 MYT

visit indon 2008 said…

100 years of poverty and undevelopment… after 100 years can only attract 7 million?
huh.. indon, what u might expect!

(Sumber : www.malingsia.com)

Wah knapa Indo-Malay jadi musuh bebuyutan..Kita itu kan tetangga kenapa selalu cari" masalah sih..Cari teman lebih susah dari pda cari musuh..

| | 0 komentar

Jam Raksasa Mekkah Berusaha Kalahkan GMT

Rabu, 11 Agustus 2010 | 14:57 WIB
Telegraph
Big Ben (kiri) dan Menara Jam Mekah (kanan)
MEKKAH, KOMPAS.com — Selama lebih dari satu abad, sebuah titik di atas sebuah bukit di tenggara London telah diakui sebagai pusat waktu dunia dan titik awal resmi setiap hari baru.

Namun sekarang supremasi Greenwich Mean Time atau lebih dikenal sengan singkatan GMT sedang ditantang oleh sebuah jam raksasa baru yang dibangun di Mekkah, yang diperkirakan akan menjadi acuan waktu bagi sekitar 1,5 miliar warga Muslim dunia dengan menyesuaikan jam tangan mereka segera. Jam itu mulai berdetak Kamis (12/8/2010), saat umat Islam mengawali puasa selama bulan Ramadhan.

Telegraph, Rabu (11/8/2010), melaporkan, jam tersebut ditempatkan di atas Mekkah Royal Clock Tower yang mendominasi kota suci Islam itu. Ini adalah jantung dari sebuah kompleks luas yang didanai Pemerintah Arab Saudi, di dalamnya terdapat hotel, pusat perbelanjaan, dan ruang konferensi.

Penampilan menara jam raksasa itu sangat mirip dengan dua Menara St Stephen (St Stephen's Tower), yang merupakan tempat untuk lonceng Big Ben dan Empire State Building. Menara jam Saudi itu memang bertujuan untuk mengalahkan saingannya di Inggris tersebut dalam segala segi.

Jam empat wajah itu berdiameter 151 kaki dan akan diterangi dua juta lampu LED serta dilengkapi tulisan berhuruf Arab ukuran besar yang berbunyi, "Dalam nama Allah". Jam akan berjalan berdasarkan Standar Waktu Arabia (AST), yang tiga jam mendahului GMT. Begitu sebuah puncak berkilauan ditambahkan, berupa bulan sabit untuk melambangkan Islam, tinggi bangunan tersebut akan menjadi hampir 2.000 kaki, yang menjadikannya sebagai bangunan tertinggi kedua di dunia.

Jam Big Ben, sebagai perbandingan, hanya berdiameter 23 kaki, tinggi menaranya hanya 316 kaki.

Warga Mekkah juga akan diingatkan bahwa sudah waktu untuk berdoa ketika 21.000 lampu hijau dan putih, dapat terlihat dari jarak 18 mil, menyala lima kali sehari.

Para ulama Islam berharap pengaruh jam bisa menjangkau wilayah yang lebih luas, melampaui gurun pasir Arab Saudi, sebagai bagian dari sebuah rencana agar Mekkah dapat meruntuhkan Observatorium Greenwich sebagai "pusat bumi".

Selama 125 tahun terakhir, masyarakat internasional telah menerima bahwa awal setiap hari harus diukur dari meridian utama, yang mewakili bujur 0 derajat, yang melewati Observatorium Greenwich.

Sebuah standar waktu di mana jam-jam lainnya menyesuaikan untuk kebutuhan mengatur perjalanan dan komunikasi global, tetapi dalam dunia Islam, gagasan bahwa itu harus berpusat di London dilihat sebagai anakronisme kolonial.

Seperti Mohammed al-Arkubi, manajer salah satu hotel di kompleks itu, tegaskan, "Menempatkan waktu Mekkah di hadapan Greenwich Mean Time. Itulah tujuannya."

Menurut Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama Mesir yang dikenal di seluruh dunia Islam karena acara televisinya yang populer, "Syariah dan Kehidupan", Mekkah memiliki klaim yang lebih besar untuk menjadi meridian utama karena berada "dalam keselarasan sempurna dengan (garis) magnet utara."

Klaim yang menyatakan bahwa kota suci itu merupakan "zona magnet nol" telah meraih dukungan dari sejumlah ilmuwan Arab, seperti Abdel-Baset al-Sayyed dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan tidak ada gaya magnet di Mekkah. "Itulah sebabnya jika seseorang melakukan perjalanan ke Mekkah atau tinggal di sana, dia hidup lebih lama, lebih sehat, dan kurang dipengaruhi oleh gravitasi bumi," katanya. "Anda mendapatkan energi."

Namun, ilmuwan Barat telah menentang pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa kutub magnet utara pada kenyataannya berada di garis bujur yang melewati Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, dan Antartika.

Sumber: Kompas